Ditulis oleh: Mohammad Irsad, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Dalam rangka memperingati hari kesehatan jiwa pada tanggal 10 Oktober 2019 dengan tema “Promosi Kesehatan jiwa dan Pencegahan Bunuh Diri”, dimana angka kejadian bunuh diri di dunia adalah 800 ribu pertahun, sedangkan Indonesia menduduki peringkat 159 di dunia dalam angka kejadian bunuh diri sekitar 3,7 % (WHO, 2019). Oleh karena itu alangkah baiknya kita mengenal apa yang dimaksud dengan bunuh diri supaya bisa mencegah dan menurunkan angka kejadian bunuh diri ini yang trendnya cenderung meningkat pertahunnya.

Pengertian Bunuh Diri

Bunuh diri merupakan tindakan agresif, melukai diri sendiri, merusak dirinya dan selanjutnya mengakhiri kehidupannya. Motivasi mengakhiri hidup tentu berrmacam macam, ada yang latar belakang keyakinan dengan bom bunuh diri, dia meyakini membunuh orang kafir dengan jalan bunuh diri maka jaminannya masuk surga, keyakinan ini yang mendasari para teroris berani menaruhkan nyawanya sendiri bahkan anggota keluarga yg di latar belakangi paham radikal. Para teroris secara sadar, memahami risikonya, berpegang pada nilai hidupnya, sehingga sebelum eksekusi memiliki perencanaan yang terinci agar perilakunya memiliki efek yang besar. Dalam menjalankan niatan bunuh diri memiliki tujuan menjalankan misi hidup dalam menegakkan keyakinan dan kebenaran menurut kelompoknya. Apa bila dilihat dari motivasi dan cara bunuh diri teroris ini maka seseorang teroris memerlukan intervensi psikologi, namun bukan merupakan kedaruratan psikiatri.

Berbeda halnya dengan seseorang yang berada dalam keadaan stress tinggi, tekanan hidup yang berat dan selanjutnya menggunakan cara cara penyelesaian masalah yang tidak benar (koping maladaptif), kondisi depresi dengan rencana bunuh diri inilah yang di golongkan sebagai kedaruratan psikiatri. Situasi gawat pada kasus bunuh diri adalah saat ide bunuh diri timbul secara berulang tanpa rencana yang spesifik, oleh karena itu perlu pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan intervensi pada orang dengan tingkah laku bunuh diri agar tidak melanjutkan tindakan bunuh diri.

Intervensi ditujukan pada depresi sebagai penyebab utamanya, tatalaksana disesuaikan dengan tingkatan depresi sehigga ketepatan terapi menjadi kunci utamanya. Apakah akan di tangani psikolog klinis saja? atau sudah memerlukan psikofarmaka oleh psikiater? Apakah memerlukan rawat inap di Rumah Sakit Jiwa? Nah keluarga sebagai orang yang paling tahu tentang kondisi seseorang hendaknya menyadari bahwa seseorang dengan tanda bunuh diri memerlukan profesional baik psikolog klinis atau psikiater.

Mengutip dari buku Struart and Sundenn, faktor yang melatarbelakangi bunuh diri adalah perceraian, penggangguran, dan isolasi sosial, dari penelitian Tisher menyebutkan bahwa motivasi remaja melakukan percobaan bunuh diri, yaitu 51 % masalah dengan orang tua, 30 % masalah dengan lawan jenis, 16 % masalah dengan saudara.

Hal Hal Yang Harus di Pahami Dalam Rencana Bunuh Diri

1. Isyarat Bunuh Diri

Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan seseorang berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri, namun sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, tetapi tidak disertai ancaman. Pada kondisi seperti ini seseorang mulai nampak adanya kegelisahan dan memberi tanda misalnya dia mengatakan “tolong jaga anak-anak saya karena saya mau pergi jauh” atau “segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya”. Seseorang yang memberikan isyarat bunuh diri ini pada umumnya mengungkapkan perasaan-perasaannya, seperti rasa bersalah, marah, putus asa, tidak berdaya. Lebih jauh dia akan mengungkapkan hal hal negatif tentang dirinya sendiri, hidupnya merasa tidak berharga

2. Ancaman Bunuh Diri

Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh seseorang, yang berisi keinginan untuk mengakhiri hidupnya, disertai dengan rencana meninggalkan kehidupan dan persiapan alat percobaan bunuh diri. Kondisi seperti ini sudah harus ada pendampingan meskipun seseorang belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat hasrus dilakukan karena ada kesempatan sedikit saja bisa dimanfaatkan orang untuk melakukan bunuh diri.

3. Percobaan Bunuh Diri

Percobaan bunuh diri adalah tindakan seseorang mencederai atau melukai diri dengan tujuan mengakhiri hidupnya. Pada kondisi ini seseorang aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, menabrakan kendaraan atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.

Pemahaman Yang Salah Tentang Bunuh Diri

1. Mitos, Ancaman bunuh diri hanya cara seseorang untuk menarik perhatian dan tidak dianggap serius, yang benar adalah semua perilaku bunuh diri harus dianggap serius.

2. Mitos, bunuh diri tidak memberi tanda, yang benar adalah sering kali seseorang memberi tanda secara verbal atau perilaku tertentu sebelum melakukan bunuh diri

3. Mitos, berbahaya membicarakan tentang bunuh diri pada klien, yang benar adalah dalam assessment diperlukan pengkajian yang akurat tentang risiko bunuh diri klien.

4. Mitos, kecenderungan bunuh diri adalah diturunkan, yang benar adalah tidak ada data dan riset yang menyokong pendapat ini karena pola perilaku bunuh diri adalah bersifat individual.