Sudah mengajukan KUR BRI tapi ditolak tanpa tahu alasannya? Situasi ini ternyata dialami banyak pelaku UMKM di Indonesia.
Faktanya, tidak semua pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) langsung disetujui meski merasa sudah memenuhi syarat. Bank BRI melakukan verifikasi ketat melalui sistem SLIK OJK, Dukcapil, dan analisis kelayakan usaha sebelum memberikan persetujuan.
Nah, memahami penyebab penolakan bisa membantu calon debitur mempersiapkan diri lebih baik. Berdasarkan informasi dari BRI dan regulasi OJK, setidaknya ada 7 faktor utama yang sering membuat pengajuan KUR gagal.
Sekilas Tentang Verifikasi KUR BRI
Sebelum membahas penyebab penolakan, penting untuk memahami bagaimana proses seleksi KUR bekerja. BRI tidak sembarangan menyetujui pengajuan karena program ini diawasi ketat oleh pemerintah dan OJK.
Setiap pengajuan akan melewati beberapa tahap pengecekan:
| Tahap Verifikasi | Yang Diperiksa | Sumber Data |
|---|---|---|
| Identitas | NIK, nama, alamat, tanggal lahir | Dukcapil |
| Riwayat Kredit | Tunggakan, kredit macet, kolektibilitas | SLIK OJK |
| Legalitas Usaha | NIB, SKU, IUMK, foto usaha | OSS & Kelurahan |
| Kelayakan Usaha | Omzet, arus kas, prospek bisnis | Survei Lapangan |
| Status Pinjaman | Kredit produktif aktif di bank lain | SLIK OJK |
Jika salah satu tahap tidak lolos, sistem akan otomatis menolak pengajuan. Berikut penjelasan lengkap setiap penyebab penolakan beserta solusinya.
Penyebab #1: Riwayat Kredit Bermasalah di SLIK OJK
Ini penyebab paling umum pengajuan KUR ditolak. BRI wajib mengecek rekam jejak kredit calon debitur melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang dikelola OJK.
Tunggakan cicilan, keterlambatan pembayaran, atau kredit macet di masa lalu langsung menjadi red flag. Bahkan keterlambatan bayar kartu kredit atau cicilan HP pun tercatat dalam sistem ini.
Klasifikasi Kolektibilitas yang Mempengaruhi Pengajuan
| Kolektibilitas | Status | Peluang KUR Disetujui |
|---|---|---|
| 1 | Lancar | Tinggi – tidak ada hambatan |
| 2 | Dalam Perhatian Khusus | Sedang – perlu penjelasan tambahan |
| 3 | Kurang Lancar | Rendah – kemungkinan besar ditolak |
| 4 | Diragukan | Sangat rendah – hampir pasti ditolak |
| 5 | Macet | Nol – wajib dilunasi terlebih dahulu |
Solusi
Cek status SLIK secara mandiri sebelum mengajukan KUR melalui layanan iDebku di idebku.ojk.go.id. Prosesnya gratis dan bisa dilakukan online.
Jika ditemukan tunggakan, segera lunasi dan minta update status ke lembaga keuangan terkait. Catatan kredit biasanya membaik 1-3 bulan setelah pelunasan dilaporkan ke OJK.
Penyebab #2: Dokumen Tidak Lengkap atau Tidak Valid
Kelengkapan administrasi menjadi pintu gerbang pertama verifikasi. Satu dokumen kurang atau tidak valid bisa langsung menggugurkan pengajuan.
Kesalahan yang sering terjadi antara lain KTP sudah expired, fotokopi buram, atau Surat Keterangan Usaha (SKU) tidak dikeluarkan oleh kelurahan/desa yang berwenang.
Dokumen Wajib KUR BRI
- KTP elektronik – masih berlaku dan terbaca jelas
- Kartu Keluarga – data sesuai dengan KTP
- Surat Keterangan Usaha (SKU) – dari kelurahan/desa, atau NIB dari OSS
- NPWP – wajib untuk pengajuan di atas Rp50 juta
- Foto usaha – lokasi dan kegiatan operasional
- Dokumen agunan – khusus KUR Kecil di atas Rp100 juta
Solusi
Siapkan semua dokumen dalam bentuk asli dan fotokopi sebelum mengajukan. Untuk pengajuan online, scan dengan kualitas tinggi dan simpan dalam format PDF.
Pastikan SKU dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang (minimal RT/RW yang diketahui kelurahan). SKU dari sumber tidak resmi akan langsung ditolak sistem.
Penyebab #3: Usaha Belum Berjalan 6 Bulan
KUR hanya diberikan kepada usaha yang sudah beroperasi aktif minimal 6 bulan. Ketentuan ini tercantum dalam Permenko Bidang Perekonomian tentang KUR.
Usaha baru tanpa track record atau yang tidak bisa membuktikan aktivitas operasionalnya selama 6 bulan akan otomatis ditolak. Bank perlu memastikan bisnis memiliki arus kas stabil sebelum memberikan pinjaman.
Solusi
Dokumentasikan aktivitas usaha sejak awal beroperasi. Simpan bukti transaksi seperti nota pembelian bahan baku, kwitansi penjualan, atau rekening koran yang menunjukkan mutasi usaha.
Jika usaha memang baru berjalan, tunggu hingga mencapai 6 bulan sambil mengumpulkan bukti operasional. Untuk usaha sangat kecil, KUR Super Mikro dengan plafon hingga Rp10 juta bisa menjadi opsi dengan persyaratan lebih ringan.
Penyebab #4: Masih Punya Pinjaman Produktif di Bank Lain
Program KUR ditujukan untuk UMKM yang belum mendapat akses kredit produktif dari perbankan. Jika sudah memiliki pinjaman modal kerja atau investasi di bank lain, pengajuan KUR otomatis ditolak.
Perlu dicatat, yang dimaksud di sini adalah kredit produktif, bukan kredit konsumtif. Pinjaman KPR, KKB, atau kartu kredit tidak menjadi penghalang selama pembayarannya lancar.
Solusi
Lunasi pinjaman produktif yang masih berjalan sebelum mengajukan KUR. Alternatifnya, ajukan KUR di bank yang sama tempat pinjaman produktif sebelumnya jika memungkinkan.
Jika masih memiliki cicilan KPR atau kartu kredit, pastikan pembayarannya selalu lancar agar tidak mempengaruhi skor kredit di SLIK OJK.
Penyebab #5: Data Tidak Cocok dengan Dukcapil
BRI mencocokkan seluruh data pengajuan dengan database Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil). Perbedaan sekecil apapun bisa menyebabkan penolakan.
Kasus yang sering terjadi: ejaan nama berbeda antara KTP dan KK, alamat sudah pindah tapi belum diupdate, atau tanggal lahir tidak sesuai. Sistem langsung menolak jika ada ketidakcocokan.
Solusi
Periksa kesesuaian data di semua dokumen sebelum mengajukan. Pastikan nama, NIK, alamat, dan tanggal lahir sama persis di KTP, KK, dan dokumen usaha.
Jika ada perbedaan data, urus pembetulan ke Disdukcapil terlebih dahulu. Proses ini memang memakan waktu, tapi lebih baik daripada pengajuan KUR berulang kali ditolak.
Penyebab #6: Plafon Melebihi Kemampuan Bayar
Bank melakukan analisis kemampuan bayar berdasarkan omzet dan arus kas usaha. Pengajuan dengan plafon terlalu besar dibanding pendapatan akan dinilai berisiko tinggi.
Misalnya, usaha dengan omzet Rp5 juta per bulan mengajukan pinjaman Rp100 juta. Secara logika, cicilan akan memberatkan dan berpotensi macet.
Solusi
Hitung kebutuhan modal secara realistis dan sesuaikan dengan kemampuan bayar. Rumus sederhananya: cicilan per bulan idealnya tidak lebih dari 30% pendapatan bersih usaha.
Siapkan catatan keuangan sederhana yang menunjukkan pemasukan dan pengeluaran usaha. Laporan ini akan membantu bank menilai kelayakan dan menentukan plafon yang sesuai.
Estimasi Plafon Berdasarkan Omzet
| Omzet Bulanan | Estimasi Plafon Aman | Jenis KUR |
|---|---|---|
| < Rp3 juta | Rp5-10 juta | KUR Super Mikro |
| Rp3-10 juta | Rp10-25 juta | KUR Mikro |
| Rp10-30 juta | Rp25-50 juta | KUR Mikro |
| Rp30-100 juta | Rp50-200 juta | KUR Kecil |
| > Rp100 juta | Rp200-500 juta | KUR Kecil |
Catatan: Estimasi di atas bersifat umum dan dapat berbeda tergantung kebijakan masing-masing cabang BRI.
Penyebab #7: Agunan Tidak Sesuai (untuk KUR Kecil)
Meskipun KUR Mikro dan Super Mikro tidak memerlukan jaminan, KUR Kecil dengan plafon di atas Rp100 juta tetap mewajibkan agunan. Masalah sering muncul di tahap ini.
Agunan yang tidak valid, sudah diagunkan di tempat lain, atau jenisnya tidak sesuai ketentuan bank akan menyebabkan penolakan. Sertifikat tanah Hak Pakai atas nama orang lain yang sudah meninggal tanpa surat waris, misalnya, tidak bisa diterima.
Jenis Agunan yang Diterima BRI
- Sertifikat tanah – SHM atau SHGB atas nama sendiri atau pasangan
- BPKB kendaraan – mobil atau motor atas nama sendiri
- Surat waris – jika agunan atas nama orang tua yang sudah meninggal
- Deposito – bisa dijadikan jaminan dengan nilai tertentu
Solusi
Pastikan dokumen agunan lengkap dan sah secara hukum. Jika sertifikat atas nama orang tua yang sudah meninggal, urus surat keterangan ahli waris terlebih dahulu.
Cek juga apakah agunan sudah pernah dijaminkan di tempat lain. Agunan yang sedang dalam status dijaminkan tidak bisa digunakan untuk pengajuan baru.
Alternatif Jika Pengajuan KUR BRI Ditolak
Ditolak bukan berarti jalan buntu. Ada beberapa opsi pembiayaan lain yang bisa dipertimbangkan sesuai dengan penyebab penolakan.
Produk BRI Selain KUR
| Produk | Plafon | Keterangan |
|---|---|---|
| Kupedes Rakyat (Kuprak) | Hingga Rp100 juta | Tanpa jaminan sertifikat untuk < Rp50 juta |
| Kupedes BRI | Hingga Rp200 juta | Memerlukan agunan |
| Briguna Purna | Hingga Rp500 juta | Khusus pensiunan |
Opsi di Luar BRI
- KUR Bank Lain – BNI, Mandiri, BTN, Bank Jatim, dan penyalur KUR lainnya memiliki kebijakan yang mungkin berbeda
- Fintech P2P Lending Legal OJK – Amartha, Modalku, KoinWorks menawarkan pinjaman produktif dengan proses lebih cepat
- Koperasi Simpan Pinjam – Syarat lebih fleksibel meski bunga cenderung lebih tinggi
- Program Pembiayaan Daerah – Beberapa Pemda menyediakan program kredit UMKM dengan bunga rendah
Penting: Setelah mengambil kredit komersial, pengajuan KUR Mikro di kemudian hari tidak lagi dimungkinkan. Pertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan.
Tips Persiapan Sebelum Mengajukan Ulang
Pengajuan ditolak sekali bukan berarti selamanya tidak bisa. Dengan persiapan yang lebih baik, peluang diterima pada pengajuan berikutnya bisa meningkat.
Langkah-Langkah yang Perlu Dilakukan
- Identifikasi penyebab penolakan. Tanyakan langsung ke petugas BRI alasan spesifik ditolak. Informasi ini krusial untuk perbaikan.
- Perbaiki masalah yang ditemukan. Jika SLIK bermasalah, lunasi tunggakan. Jika dokumen kurang, lengkapi. Jika data tidak cocok, urus pembetulan.
- Tunggu waktu yang tepat. Jangan langsung mengajukan ulang setelah ditolak. Beri jeda minimal 1-3 bulan untuk memastikan perbaikan sudah terekam di sistem.
- Konsultasi dengan mantri BRI. Sebelum mengajukan ulang, minta petugas mereview kelengkapan dan kelayakan terlebih dahulu.
- Mulai dengan plafon lebih kecil. Jika sebelumnya ditolak karena plafon terlalu besar, coba ajukan nominal lebih rendah yang sesuai kemampuan.
- Aktifkan rekening BRI. Nasabah dengan rekening aktif dan mutasi rutin cenderung lebih diprioritaskan.
- Ikuti pelatihan UMKM. Beberapa program pelatihan dari bank atau pemerintah bisa meningkatkan kredibilitas usaha.
Kontak Bantuan
Butuh informasi lebih lanjut tentang penyebab penolakan atau cara mengajukan ulang? Hubungi kanal resmi BRI berikut:
- Call Center: 14017 atau 1500017
- WhatsApp Sabrina: 0812-1214-017
- Website KUR: kur.bri.co.id
- Email: [email protected]
Untuk pengecekan SLIK OJK secara mandiri, kunjungi idebku.ojk.go.id atau datang langsung ke kantor OJK terdekat.
Penutup
Penolakan pengajuan KUR BRI memang mengecewakan, tapi bukan akhir dari segalanya. Dengan memahami 7 penyebab utama di atas, pelaku UMKM bisa mempersiapkan diri lebih baik untuk pengajuan berikutnya.
Kunci utamanya adalah memastikan SLIK bersih, dokumen lengkap dan valid, data sesuai Dukcapil, serta plafon realistis dengan kemampuan bayar. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan petugas BRI sebelum mengajukan ulang.
Terima kasih sudah membaca panduan ini. Semoga informasinya bermanfaat dan pengajuan KUR selanjutnya bisa disetujui. Sukses untuk usahanya!
Fajar Pratama adalah Pemimpin Redaksi sekaligus Penanggung Jawab Rsjmenur.id. Bertanggung jawab penuh atas kebijakan editorial dan seluruh konten yang dipublikasikan. Selain memimpin tim redaksi, Fajar juga aktif menulis artikel dan analisis seputar ekonomi, finansial, bantuan sosial, dan kebijakan publik di Indonesia. Fajar berkomitmen menjadikan Rsjmenur.id sebagai sumber informasi terpercaya yang membantu masyarakat mengambil keputusan finansial dengan lebih baik.
