Butuh modal usaha tapi takut terjerat bunga tinggi? Program Kredit Usaha Rakyat atau KUR mungkin jadi jawaban yang selama ini dicari.
Sejak diluncurkan pada 5 November 2007, KUR telah membantu jutaan pelaku UMKM mengakses pembiayaan dengan bunga terjangkau. Program ini lahir dari Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tujuannya jelas: membuka akses modal bagi usaha kecil yang selama ini kesulitan mendapat pinjaman dari bank konvensional.
Nah, artikel ini akan mengupas tuntas tentang KUR—mulai dari pengertian resmi, jenis-jenis yang tersedia, syarat pengajuan, hingga tips agar pengajuan langsung disetujui. Simak sampai tuntas.
Apa Itu KUR Menurut OJK dan Kemenkop?
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah skema kredit atau pembiayaan modal kerja dan investasi yang diberikan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) di sektor usaha produktif.
Berdasarkan definisi resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), KUR merupakan kredit yang sebagian dijamin oleh pemerintah melalui lembaga penjamin, sehingga persyaratan agunan bisa lebih ringan.
Sementara menurut Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop), KUR ditujukan untuk UMKM yang memiliki usaha produktif dan layak (feasible), namun belum memenuhi persyaratan perbankan konvensional (bankable). Dana KUR 100% bersumber dari perbankan, sedangkan pemerintah memberikan subsidi bunga agar tingkat suku bunga menjadi lebih rendah.
“Pemberian kredit dengan jaminan pemerintah ini diharapkan bisa membuat UMKM lebih berkembang. Kami memberikan kail agar bisa mencari ikan sendiri,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat meresmikan program KUR pada November 2007.
Sejarah Singkat KUR di Indonesia
Program KUR tidak muncul begitu saja. Ada perjalanan panjang di baliknya.
Awal Mula (2007)
Program KUR secara resmi diluncurkan pada 5 November 2007 berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM. Saat itu, penjamin kredit adalah PT Askrindo dan Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU).
Pada awal kemunculannya, KUR hanya melibatkan 6 bank, yaitu BRI, Bank Mandiri, BNI, BTN, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri. Bunga dipatok 16% per tahun dengan plafon maksimal Rp500 juta per debitur.
Perkembangan (2007-2014)
Dilansir dari Bisnis.com, realisasi penyaluran KUR pada periode 2007-2014 mencapai Rp178 triliun dengan 12,4 juta akad kredit. Tingkat kredit macet (NPL) bertengger di level 3,3%.
Era Subsidi Bunga (2015-Sekarang)
Sejak 2015, skema KUR berubah dari Imbal Jasa Penjaminan (IJP) menjadi subsidi bunga. Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 membentuk Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM. Bunga KUR terus diturunkan—dari 12%, menjadi 9%, hingga saat ini flat 6% per tahun.
Hingga 2024, penyaluran KUR telah mencapai Rp280,28 triliun kepada hampir 5 juta debitur. Target 2025 dinaikkan menjadi Rp300 triliun, dan mulai 2026 pengajuan KUR tidak lagi dibatasi.
Tujuan Program KUR
Kenapa pemerintah bersedia mensubsidi bunga kredit? Jawabannya sederhana: UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), UMKM berkontribusi sebesar 61,97% terhadap PDB nasional dan menyerap 97% tenaga kerja. Jadi, membantu UMKM berkembang sama dengan memperkuat fondasi ekonomi negara.
Secara spesifik, tujuan program KUR meliputi:
- Meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif
- Meningkatkan kapasitas daya saing UMKM
- Mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja
- Memperkuat kemampuan permodalan dalam pengembangan sektor riil
3 Jenis KUR dan Karakteristiknya
Tidak semua KUR sama. Pemerintah membaginya menjadi tiga jenis berdasarkan plafon dan sasaran debitur.
| Jenis KUR | Plafon | Bunga | Tenor | Agunan |
|---|---|---|---|---|
| KUR Super Mikro | Hingga Rp10 juta | 6% per tahun | Maks. 3 tahun | Tanpa agunan |
| KUR Mikro | Di atas Rp10 juta – Rp100 juta | 6% per tahun | Maks. 4 tahun | Tanpa agunan |
| KUR Kecil | Di atas Rp100 juta – Rp500 juta | 6% per tahun | Maks. 5 tahun | Wajib agunan |
Data berdasarkan Permenko Perekonomian dan dapat berubah sesuai kebijakan terbaru.
KUR Super Mikro
Ditujukan untuk usaha rintisan atau usaha rumahan dengan kebutuhan modal kecil. Kabar baiknya, berdasarkan kebijakan BRI, usaha boleh berjalan kurang dari 6 bulan—bahkan baru dimulai—untuk skema ini.
KUR Mikro
Paling banyak diminati dengan porsi 68,95% dari total penyaluran KUR. Cocok untuk pedagang kecil, warung makan, dan usaha mikro lainnya.
KUR Kecil
Untuk UMKM yang sudah lebih mapan dan membutuhkan modal lebih besar. Nilai agunan biasanya minimal 100% dari plafon pinjaman.
Syarat Pengajuan KUR
Sebelum mengajukan, pastikan memenuhi syarat umum berikut:
Syarat Umum Semua Jenis KUR
- Warga Negara Indonesia (WNI) dengan KTP yang masih berlaku
- Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah
- Usaha telah berjalan minimal 6 bulan (kecuali KUR Super Mikro)
- Tidak sedang menerima kredit produktif dari bank lain (kecuali KPR, KKB, kartu kredit)
- Tidak tercatat sebagai debitur bermasalah di BI Checking atau SLIK OJK
Dokumen yang Diperlukan
Untuk KUR Super Mikro dan Mikro:
- KTP (asli dan fotokopi)
- Kartu Keluarga
- Surat Izin Usaha (SIU/SIUP) atau Surat Keterangan Usaha dari RT/RW/Kelurahan
- Foto lokasi usaha
Tambahan untuk KUR Kecil:
- NPWP
- NIB (Nomor Induk Berusaha) dari OSS
- Laporan keuangan sederhana
- Dokumen agunan (sertifikat tanah/BPKB)
Penting: Klaim bahwa KUR Mikro membutuhkan agunan tidak akurat. Berdasarkan pernyataan resmi Kementerian UMKM, KUR dengan plafon di bawah Rp100 juta tidak membutuhkan agunan tambahan.
Bank Penyalur KUR Resmi 2025
Pada 2025, pemerintah telah menunjuk 46 lembaga keuangan sebagai penyalur KUR. Berikut 5 bank dengan plafon KUR terbesar:
| No | Bank | Plafon KUR 2025 | Persentase |
|---|---|---|---|
| 1 | Bank BRI | Rp175 triliun | 60,87% |
| 2 | Bank Mandiri | Rp35 triliun | 12,15% |
| 3 | Bank BNI | Rp25 triliun | 8,68% |
| 4 | Bank BSI | Rp17 triliun | 5,90% |
| 5 | Bank BTN | Rp10 triliun | 3,47% |
Data berdasarkan Kementerian UMKM, Maret 2025.
Bank Penyalur Lainnya:
Bank Umum Swasta: BCA, BTPN, OCBC NISP, Bank Artha Graha Internasional, Bank Nationalnobu
Bank Syariah: BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, BSI
Bank Pembangunan Daerah (BPD): BPD Bali, BPD Jateng, BPD Jatim, BJB, BPD Sumut, BPD Sumbar (Bank Nagari), dan lainnya
Lembaga Keuangan Non-Bank: Koperasi Obor Mas, Kospin Jasa, KSP Guna Prima Dana
Proses Pengajuan KUR untuk Pemula
Bingung harus mulai dari mana? Ikuti panduan step-by-step ini.
Pengajuan Online (Contoh: BRI)
- Kunjungi situs resmi bank, misalnya kur.bri.co.id
- Klik “Ajukan Pinjaman KUR”
- Buat akun atau login jika sudah punya
- Verifikasi email
- Isi formulir pengajuan dengan data lengkap
- Unggah dokumen yang diminta
- Tunggu proses verifikasi (biasanya 3-7 hari kerja)
- Jika disetujui, tandatangani perjanjian kredit
- Dana cair ke rekening
Pengajuan Offline
- Kunjungi kantor cabang bank penyalur terdekat
- Ambil formulir pengajuan KUR
- Isi formulir dan lampirkan dokumen persyaratan
- Serahkan ke petugas
- Tunggu proses survei lokasi usaha
- Jika disetujui, tandatangani perjanjian
- Dana cair
Berdasarkan survei kepuasan nasabah BRI, rata-rata proses KUR memakan waktu 7-14 hari kerja—lebih cepat dari kredit komersial yang bisa mencapai 3-4 minggu.
Cara Cek Kelayakan KUR via SIKP
SIKP (Sistem Informasi Kredit Program) adalah database calon debitur dan debitur KUR yang dikembangkan oleh Direktorat Sistem Perbendaharaan Kementerian Keuangan.
Tujuan SIKP adalah memastikan penyaluran KUR tepat sasaran. Calon debitur yang terdaftar di SIKP akan lebih mudah mendapat persetujuan karena datanya sudah terverifikasi.
Cara Mengecek:
- Kunjungi situs SIKP Kemenkeu atau hubungi dinas koperasi daerah
- Minta pengecekan apakah NIK sudah terdaftar dalam database UMKM layak KUR
- Jika belum terdaftar, bisa mengajukan pendaftaran melalui dinas terkait atau langsung saat pengajuan ke bank
Tips: Pastikan usaha sudah memiliki izin resmi (minimal SKU dari kelurahan) agar lebih mudah terdaftar di SIKP.
Perbandingan: KUR vs Pinjol vs Kredit Bank Konvensional
Banyak yang masih bingung membedakan ketiga jenis pembiayaan ini. Berikut perbandingannya:
| Aspek | KUR | Pinjol Legal | Kredit Bank Konvensional |
|---|---|---|---|
| Bunga | 6% per tahun (flat) | 0,1%-0,4% per hari | 12%-18% per tahun |
| Plafon | Rp10 juta – Rp500 juta | Rp500 ribu – Rp10 juta | Rp10 juta – Miliaran |
| Tenor | 1-5 tahun | 1-12 bulan | 1-10 tahun |
| Agunan | Tidak wajib (di bawah Rp100 juta) | Tidak ada | Wajib |
| Proses | 7-14 hari kerja | Hitungan menit-jam | 2-4 minggu |
| Risiko | Rendah | Tinggi (jika ilegal) | Sedang |
Catatan: Bunga pinjol legal diatur maksimal 0,4% per hari oleh OJK. Pinjol ilegal bisa jauh lebih tinggi.
Jadi, untuk kebutuhan modal usaha jangka panjang, KUR jelas lebih menguntungkan dibanding pinjol maupun kredit konvensional.
Kelebihan KUR
Kenapa KUR layak dipertimbangkan? Berikut beberapa keunggulannya:
- Bunga sangat rendah — Hanya 6% per tahun, jauh di bawah kredit komersial (12-18%)
- Tanpa agunan untuk plafon di bawah Rp100 juta
- Proses relatif cepat — 7-14 hari kerja
- Jaringan luas — 46 lembaga penyalur tersebar hingga pelosok
- Fleksibel — Bisa untuk modal kerja maupun investasi
- Subsidi pemerintah — Sebagian bunga ditanggung APBN
Kekurangan dan Batasan KUR
Meski menguntungkan, KUR juga punya batasan yang perlu dipahami:
- Tidak untuk semua orang — Hanya UMKM dengan usaha produktif
- Proses verifikasi ketat — BI Checking harus bersih
- Kuota terbatas — Terutama di akhir tahun anggaran
- Usaha harus berjalan 6 bulan (kecuali KUR Super Mikro)
- Tidak untuk konsumtif — Dana harus digunakan untuk usaha
Siapa yang Tidak Eligible?
- Pegawai yang tidak punya usaha sampingan
- Usaha yang sudah punya kredit produktif aktif di bank lain
- Debitur dengan catatan kredit bermasalah (kolektibilitas 3-5)
- Usaha di sektor yang tidak termasuk prioritas KUR
Kesalahan Umum Saat Mengajukan KUR
Berdasarkan data OJK, sekitar 70-80% pengajuan KUR yang ditolak disebabkan oleh dokumen tidak lengkap atau usaha dinilai tidak layak—bukan karena riwayat kredit buruk.
5 Kesalahan yang Harus Dihindari:
- Dokumen tidak lengkap — Sering terjadi karena buru-buru mengajukan
- Usaha belum 6 bulan — Kecuali KUR Super Mikro
- Tidak mengecek BI Checking terlebih dahulu — Padahal ini krusial
- Mengajukan plafon terlalu besar — Tidak sesuai kemampuan bayar
- Berbohong soal kondisi usaha — Akan ketahuan saat survei
Rekomendasi Berdasarkan Kebutuhan
Bingung pilih jenis KUR mana? Ini panduannya:
Pilih KUR Super Mikro jika:
- Baru memulai usaha
- Butuh modal kecil (di bawah Rp10 juta)
- Tidak punya agunan sama sekali
Pilih KUR Mikro jika:
- Usaha sudah berjalan 6+ bulan
- Butuh modal Rp10-100 juta
- Ingin tenor sampai 4 tahun
Pilih KUR Kecil jika:
- Usaha sudah mapan dengan omzet stabil
- Butuh modal besar (Rp100-500 juta)
- Punya agunan untuk jaminan
Tips Agar Pengajuan Cepat Disetujui
Ingin pengajuan KUR langsung ACC? Perhatikan tips berikut:
- Pastikan BI Checking bersih — Cek di https://idebku.ojk.go.id sebelum mengajukan
- Siapkan dokumen lengkap — Buat checklist dan verifikasi satu per satu
- Usaha harus aktif dan terverifikasi — Siapkan foto/video usaha, nota penjualan, testimoni pelanggan
- Ajukan plafon sesuai kemampuan — Jangan serakah, realistis lebih baik
- Punya rencana penggunaan dana jelas — Jelaskan dengan detail saat wawancara
“Riwayat kredit harus bersih! Kalau ada tunggakan, segera selesaikan sebelum ajukan KUR,” saran praktisi perbankan.
Solusi Jika Pengajuan Ditolak
Ditolak bukan akhir segalanya. Berikut langkah yang bisa dilakukan:
- Tanyakan alasan penolakan — Bank wajib memberitahu
- Perbaiki kekurangan — Jika dokumen kurang, lengkapi
- Lunasi tunggakan yang ada — Jika BI Checking bermasalah
- Tunggu 3-6 bulan — Lalu ajukan kembali
- Coba bank penyalur lain — Mungkin lebih cocok dengan profil usaha
Alternatif Jika KUR Tidak Cocok
Jika KUR belum bisa diakses, ada beberapa alternatif lain:
- Kredit Ultra Mikro (UMi) — Plafon lebih kecil, syarat lebih ringan
- Program PNM Mekaar — Khusus untuk perempuan prasejahtera
- KUR Khusus (Klaster) — Untuk kelompok usaha dengan mitra
- Modal Ventura — Untuk startup dengan potensi pertumbuhan tinggi
- Crowdfunding — Penggalangan dana dari masyarakat
Kontak Bantuan
Butuh informasi lebih lanjut? Hubungi:
- Website resmi KUR: https://kur.ekon.go.id
- OJK: 157 atau https://ojk.go.id
- Bank BRI: 14017 atau https://kur.bri.co.id
- Bank Mandiri: 14000
- Bank BNI: 1500046
- Bank BSI: 14040
- Dinas Koperasi dan UKM daerah setempat
Penutup
KUR adalah salah satu program terbaik pemerintah untuk membantu UMKM mengakses modal dengan bunga terjangkau. Dengan bunga hanya 6% per tahun dan plafon hingga Rp500 juta, peluang untuk mengembangkan usaha terbuka lebar.
Yang penting, persiapkan dokumen dengan baik, pastikan riwayat kredit bersih, dan ajukan sesuai kemampuan. Jangan ragu untuk bertanya langsung ke bank penyalur jika ada yang kurang jelas.
Semoga usahanya semakin berkembang dan sukses selalu. Terima kasih sudah membaca sampai tuntas!
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini berdasarkan data dari OJK, Kemenkop, dan sumber resmi lainnya per Desember 2025. Kebijakan KUR dapat berubah sewaktu-waktu sesuai regulasi terbaru. Untuk informasi paling akurat, silakan kunjungi situs resmi kur.ekon.go.id atau hubungi bank penyalur.
Devita Savitri adalah Penulis di Rsjmenur.id yang menyajikan informasi seputar ekonomi, finansial, bantuan sosial, dan kebijakan publik dengan gaya penulisan yang hangat dan mudah dipahami. Devita memiliki perhatian khusus pada bagaimana kebijakan pemerintah berdampak pada keseharian masyarakat. Baginya, menulis bukan sekadar menyampaikan fakta, tetapi juga memastikan pembaca merasa terbantu setelah membaca artikelnya.
